Dunia Politik tidak Asing dengan Perempuan
Yogyakarta (18/12) -- Wakil Ketua Bidang Perempuan Dan Ketahanan Keluarga (BPKK) DPP PKS Diah Nurwitasari berkesempatan menyampaikan orasi dalam Kongres ke V Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) yang diselenggarakan di Ballroom Hotel Tasnem Yogyakarta, Jumat (16/12/2016) hingga Ahad (18/12/2016).
Kongres V KPPI yang dihadiri oleh tokoh perempuan politik perwakilan partai-partai politik seluruh Indonesia ini mengambil tema “Membangun Strategi Gerakan Politik perempuan yang kokoh untuk indonesia yang adil dan bermartabat”.
Dalam Dalam Sesi Women Leadership Forum, Diah yang juga kandidat doktor ilmu politik Universitas Padjajaran ini mengawali orasinya dengan menegaskan kembali peran perempuan yang tidak bisa dipisahkan dari peradaban. "Sejarah kemanusiaan tidak pernah lepas dari peran perempuan baik pada peran asasinya sebagai anak yang memuliakan orang tuanya, sebagai seorang istri yang mengokohkan keluarga, sebagai ibu yang mendidik dan mengayomi, yang arif menjaga sentuhan keluarga dan mendidik generasi yang akan datang. Perempuan pun memiliki kiprah yang jauh lebih luas di tengah masyarakat," ujar Diah.
Diah menambahkan, perempuan mampu menjadi perekat di tengah masyarakat, perempuan mampu menjadi orang yang memperbaiki kehidupan di negaranya baik secara hukum dan politikdan perempuan juga adalah kontributor peradaban. Oleh karena itu, ujar dia, dunia politik sesunguhnya adalah dunia yang tidak asing dengan perempuan. Sebab sejatinya politik adalah seni memperjuangkan kebaikan seluas luasnya dan meminimalisir segala potensi keburukan.
"Karena itu sesungguhnya langkah kehidupan perempuan bersentuhan dengan politik. Mau dari urusan dapur, urusan pekerjaan maupun urusan kemasyarakatan pasti berurusan dengan politik," papar dia.
Semestinya politik dapat menjadi sarana untuk menambah kebaikan seseorang dan menumbuh kembangkan budaya masyarakat yang bermartabat. Pada akhir Orasinya, Anggota DPRD Kota Bandung Periode 2004 - 2014 ini mengingatkan kepada semua perwakilan perempuan dari 22 propinsi yang hadir dengan pemisalan KPPI sebagai sebuah orkestra yang memadukan kehebatan semua partai politik dalam sebuah simfoni. "Apa yang mampu mengikat setiap alat musik dalam keterpaduan itulah nada. Nada itu yang harus dimiliki oleh KPPI untuk mengikat kehebatan semua partai politik," terang dia.
Diah melanjutkan, empat 'nada' yang harus dimiliki KPPI adalah ikhlas berjuang untuk rakyat, bukan untuk kepentingan pribadi, Integritas melingkupi kesungguhan, kejujuran terhadap setiap apapun kesepakatan, kerjasama dalam bingkai kebersamaan dan fokus pada tujuan besar. Layaknya sebuah orkestra yang memiliki seorang dirijen maka KPPI perlu dirijen yang mampu memadukan kehebatan semua alat musik yang ada, mengarahkannya untuk menghasilkan simfoni politik yang indah.
"Ketua KPPI mungkin bukan yang terhebat juga mungkin bukan yang terpandai tetapi ia adalah orang yang mampu memunculkan kehebatan semua anggota dalam keserasian simponi yang indah," kata Diah berpesan.
Sumber : pks.id
Kongres V KPPI yang dihadiri oleh tokoh perempuan politik perwakilan partai-partai politik seluruh Indonesia ini mengambil tema “Membangun Strategi Gerakan Politik perempuan yang kokoh untuk indonesia yang adil dan bermartabat”.
Dalam Dalam Sesi Women Leadership Forum, Diah yang juga kandidat doktor ilmu politik Universitas Padjajaran ini mengawali orasinya dengan menegaskan kembali peran perempuan yang tidak bisa dipisahkan dari peradaban. "Sejarah kemanusiaan tidak pernah lepas dari peran perempuan baik pada peran asasinya sebagai anak yang memuliakan orang tuanya, sebagai seorang istri yang mengokohkan keluarga, sebagai ibu yang mendidik dan mengayomi, yang arif menjaga sentuhan keluarga dan mendidik generasi yang akan datang. Perempuan pun memiliki kiprah yang jauh lebih luas di tengah masyarakat," ujar Diah.
Diah menambahkan, perempuan mampu menjadi perekat di tengah masyarakat, perempuan mampu menjadi orang yang memperbaiki kehidupan di negaranya baik secara hukum dan politikdan perempuan juga adalah kontributor peradaban. Oleh karena itu, ujar dia, dunia politik sesunguhnya adalah dunia yang tidak asing dengan perempuan. Sebab sejatinya politik adalah seni memperjuangkan kebaikan seluas luasnya dan meminimalisir segala potensi keburukan.
"Karena itu sesungguhnya langkah kehidupan perempuan bersentuhan dengan politik. Mau dari urusan dapur, urusan pekerjaan maupun urusan kemasyarakatan pasti berurusan dengan politik," papar dia.
Semestinya politik dapat menjadi sarana untuk menambah kebaikan seseorang dan menumbuh kembangkan budaya masyarakat yang bermartabat. Pada akhir Orasinya, Anggota DPRD Kota Bandung Periode 2004 - 2014 ini mengingatkan kepada semua perwakilan perempuan dari 22 propinsi yang hadir dengan pemisalan KPPI sebagai sebuah orkestra yang memadukan kehebatan semua partai politik dalam sebuah simfoni. "Apa yang mampu mengikat setiap alat musik dalam keterpaduan itulah nada. Nada itu yang harus dimiliki oleh KPPI untuk mengikat kehebatan semua partai politik," terang dia.
Diah melanjutkan, empat 'nada' yang harus dimiliki KPPI adalah ikhlas berjuang untuk rakyat, bukan untuk kepentingan pribadi, Integritas melingkupi kesungguhan, kejujuran terhadap setiap apapun kesepakatan, kerjasama dalam bingkai kebersamaan dan fokus pada tujuan besar. Layaknya sebuah orkestra yang memiliki seorang dirijen maka KPPI perlu dirijen yang mampu memadukan kehebatan semua alat musik yang ada, mengarahkannya untuk menghasilkan simfoni politik yang indah.
"Ketua KPPI mungkin bukan yang terhebat juga mungkin bukan yang terpandai tetapi ia adalah orang yang mampu memunculkan kehebatan semua anggota dalam keserasian simponi yang indah," kata Diah berpesan.
Sumber : pks.id
Dunia Politik tidak Asing dengan Perempuan
Reviewed by Unknown
on
19.05
Rating:
Tidak ada komentar: